Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 324 322551

Email

fatar@iainmadura.ac.id

Belajar Bersama dalam Kuliah Tamu Analisis Wacana Kritis pada Media Cetak dan Elektronik

  • Diposting Oleh Admin Web Fakultas Tarbiyah
  • Rabu, 28 Agustus 2019
  • Dilihat 153 Kali
Bagikan ke

Pamekasan, Selasa 27 Agustus 2019 Tadris Bahasa Indonesia Fakultas Tarbiyah IAIN Madura mengadakan acara kuliah tamu dengan tema Kajian Analisis Wacana Kritis dalam Konteks Media Cetak dan Elektronik oleh pemateri Dr. Subahnan, M. Pd. di Aula Mini Fakultas Tarbiyah di Aula Fakutas Tarbiyah IAIN Madura dan dihadiri sekitar 140 orang mahasiswa dan dosen.

Sebelum acara sambutan dimulai peserta kuliah tamu menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hyemne Bahasa Indonesia dengan dipandu oleh Hesty Kusumawati M, Pd. Acara tersebut juga dihadiri oleh sebagian Dosen Tadris Bahasa Indonesia dan mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia semester V. Tujuan diadakannya kuliah tamu ini untuk menambah wawasan bagi mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia semester V.

“Tujuan dari tema dalam kuliah tamu tersebut merupakan kepentingan bersama, bukan hanya untuk mahasiwa tapi juga berlaku bagi dosen yang bertujun untuk bekal kita dalam tulis menulis.,” kata Dr. H. Atiqullah S.Ag. M.Pd., dekan Fakultas Tarbiyah dalam sambutannya.

Kuliah tamu dalam Prodi Tadris Bahasa Indonesia diadakan 2 kali dalam 1 tahun, dan Prodi Tadris Bahasa Indonesia masih mempunyai 2 agenda berupa workshop.

“Di bulan selanjutnya akan dilaksanakan 2 workshop untuk dosen dan mahasiswa yang akan dihadiri oleh Professor dari Malang,” papar Moh. Hafid Effendy, Kaprodi Tadris Bahasa Indonesia IAIN Madura.

Dr. Subahnan, M.Pd., selaku pamateri, menguraikan pengertian analisis, wacana, dan kritis ( analisis wacana krisis) secara rinci. Yang mana analisis itu sendiri penyelidikan terhadap suatu peristiwa sedangkan wacana itu sendiri adalah satuan bahasa yang terluas dan kritis it sendiri berpikir, cerdas dan relevan dengan segala masalah yang sedang dihadapi. Maksud bapak Subahnan kritis itu bukan kritis orang sakit ataupun kritis pada dosen melainkan upaya atau proses untuk memberi penyelesaian sebuah teks (realita sosial). Setelah penjelasan tentang analisis wacana kritis dan karakteistiknya serta ruang lingkupnya, beliau juga menyinggung beberapa para netizen tentang komentar kritis terhadap masalah yang sedang viral di media saat ini. Sempat berpendapat bahwa “Lebih baik tidak usah menyimak”. Maksudnya kita harus kurangi menyimak yang negatif. Di samping itu, beliau juga mengatakan kritis itu sepeti Roki Gerung, dengan kehebatan dan  kepintarannya. Slogan, visi itu adalah bentuk kepentingan politik. Kajian tersampaikan dengan kondusif dan para mahasiswa juga antusias menanggapinya. Setelah pemaparan materi selesai, beliau juga memberi kesempatan bagi mahasiswa yang ingin bertanya seputar tema yang telah di sampaikan. Dipandu Bapak Agus, beberapa mahasiswa mengajukan pertanyaan. Ada 6 mahasiswa yang bertanya laki-laki 5 dan perempuan 1. 

Acara berlangsung selama kurang lebih 3 jam dari pukul 07:30-10:00 (WIB). Dan semua mahasiswa merasa senang dan termotivasi dengan adanya kuliah tamu kali ini karena menambah wawasan dan pengetahuan baru. (I&A)